BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Anemia
atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat
kurangnya kandungan zat besi didalam darah. Tak hanya pada orang dewasa,
anak-anak, bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita
anemia yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (6-18 tahun) mencapai 65
juta jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita, remaja
putri, ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta
jiwa! “ artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu diantara dua penduduk
Indonesia menderita anemia.
Dalam
survey KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan
dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya
tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini
mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia
bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti
saat hamil, menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau
ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita
wasir dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau
pola makan yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya
gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya
anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu
menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja.
Padahal, dampak dari anemia sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu
hamil.
1.2 Rumusan Masalah
Anemia
merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah.
Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai Hb (hemoglobin) kurang 13 g/dl untuk
laki-laki dan kurang 12 g/dl untuk wanita. Definisi sangat tergantung pada usia
dan jenis kelamin. Definisi yang paling sering dipakai adalah definisi anemia
menurut WHO dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention).
Anemia
dapat memperburuk kondisi wanita dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan
masa selanjutnya. Pengaruhnya bisa menyebabkan abortus (keguguran), kelahiran
premature (lahir sebelum waktunya), persalinan yang lama karena rahim tidak
berkontraksi, perdarahan pasca melahirkan, syok serta infeksi pada saat
persalinan atau setelahnya.
Perdarahan
antepartum (perdarahan dalam kehamilan) yang disebabkan karena lokasi
implantasi plasenta (ari-ari) yang abnormal atau lepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang dapat disertai gangguan pembekuan darah (DIC : Disseminated
Intravascular Coagulation) dapat memperberat kondisi anemia saat kehamilan. Dan
efeknya akan memberi pengaruh buruk pada bayi, seperti lahir dengan berat lahir
rendah sampai kematian perinatal. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan
gagal jantung.
Gagal
jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hbnya berada pada ukuran
kurang dari 4 g/dl. Hal ini menyebabkan angka kematian ibu masih sangat besar.
Diperkirakan dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat perdarahan, preeclampsia
(penyakit pada wanita hamil dimana terjadi bengkak pada kaki, hipertensi dan
adanya protein dalam air seni), infeksi, abortus dan persalinan yang macet.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
definisi anemia pada ibu hamil secara jelas
2. Mengetahui
penyebab anemia pada ibu hamil
3. Mengetahui
gejala anemia pada ibu hamil
4. Mengetahui
dampak anemia pada ibu hamil
5. Mengetahui
cara pencegahan anemia pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anemia
Anemia
pada wanita hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari
12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan, dan
kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang
memiliki cadangan besi adalah 11 g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers
for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5
g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang
ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum
(Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total
(Total Iron Binding Capacity / TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum
tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Banyak
factor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi antara lain,
kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus,
perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada
wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
2.2 Pembagian Anemia Dalam Kehamilan
1. Anemia
defisiensi besi
Terjadi sekitar
62,3% pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan,
karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya
besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah
dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk
wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala
:
a. Memiliki
rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, dan mudah patah
b. Lidah
tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis,
pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut
Ciri-ciri anemia defisiensi besi
a.
Mikrositosis
b.
Hipokromasia
c.
Anemia ringan tidak selalu menimbulkan
ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom
d.
Kadar besi serum rendah
e.
Daya ikat besi serum meningkat
f.
Protoporfirin meningkat
g.
Tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum
tulang
2.
Anemia megaloblastik
Terjadi
pada sekitar 29% pada kehamilan. Disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang
sekali karena defisiensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan
defisiensi makanan.
Gejala-gejalanya
:
a.
Malnutrisi
b.
Glositis berat (lidah meradang, nyeri)
c.
Diare
d.
Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri anemia megaloblastik
a.
Megaloblast
b.
Promegaloblast dalam darah atau sumsum
tulang
c.
Anemia makrositer dan hipokrom dijumpai
bila anemianya sudah berat. Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat
sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan
3.
Anemia hipoplastik
Terjadi
pada sekitar 8% kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat
sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum
diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila
wanita tersebut telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam
kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri
:
a.
Pada darah tepi terdapat gambaran
normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat
atau vitamin B12
b.
Sumsum tulang bersifat normoblastik
dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata
4.
Anemia hemolitik
Terjadi
pada sekitar 0,7% kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya
mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya
tidak menderita anemia. Anemia hemolitik dibagi menjadi 2 golongan besar :
1)
Disebabkan oleh factor intrakorpuskuler
seperti thalassaemia, anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
2)
Disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler
seperti defisiensi G-6 fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit
hati dll.
Gejala
proses hemolitik
a.
Anemia
b.
Hemoglobinemia
c.
Hemoglobinuria
d.
Hiperbilirubinuria
e.
Hiperurobilirubinuria
f.
Kadar sterkobilin dalam feses tinggi,
dll
Klasifikasi
anemia yang lain adalah :
a.
Hb 11 gr% : Tidak anemia
b.
Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c.
Hb 7-8 gr% : Anemia sedang
d.
Hb <7 gr% : Anemia berat
2.3 Penyebab Anemia Pada Kehamilan
Penyebab umum dari anemia :
1.
Perdarahan hebat
2.
Akut (mendadak)
3.
Kecelakaan
4.
Pembedahan
5.
Persalinan
6.
Pecah pembuluh darah
7.
Kronik (menahun)
8.
Perdarahan hidung
9.
Wasir (hemoroid)
10.
Ulkus peptikum
11.
Kanker atau polip disaluran pencernaan
12.
Tumor ginjal atau kandung kemih
13.
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14.
Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15.
Kekurangan zat besi
16.
Kekurangan vitamin B12
17.
Kekurangan asam folat
18.
Kekurangan vitamin C
19.
Penyakit kronik
20.
Meningkatnya penghancuran sel darah
merah
21.
Pembesaran limfa
22.
Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23.
Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
:
a.
Hemoglobinuria nocturnal paroksismal
b.
Sferositosis herediter
c.
Elliptositosis herediter
24.
Kekurangan G6PD
25.
Penyakit sel sabit
26.
Penyakit hemoglobin C
27.
Penyakit hemoglobin S-C
28.
Penyakit hemoglobin E
29.
Thalasemia
Selain
itu anemia juga disebabkan oleh :
1.
Kekurangan zat besi
2.
Kekurangan Vitamin B12 atau asam folat
3.
Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
4.
Kehilangan darah akibat pendarahan dalam
atau siklus haid perempuan
5.
Penghancuran sel darah merah (anemia
hemolitik)
6.
Infeksi HIV
7.
Perdarahan
8.
Genetik
9.
Pecahnya dinding sel darah merah
2.4 Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
Perubahan hematologi sehubungan dengan
kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap
plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma
seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
2.5 Etiologi Anemia Pada Kehamilan
Etiologi anemia defisiensi besi pada
kehamilan, yaitu :
a.
Hipervolemia, menyebabkan terjadinya
pengenceran darah
b.
Pertambahan darah tidak sebanding dengan
pertambahan plasma
c.
Kurangnya zat besi dalam makanan
d.
Kebutuhan zat besi meningkat
e.
Gangguan pencernaan dan absorbs
2.6
Gejala
Klinis
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi
klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala,
bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan
gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat
berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel
kuku, gangguan system neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan
pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar
hemoglobin <7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.
2.7 Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan
untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun
1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal ( ³11
gr/dl ), anemia ringan ( 8-11 gr/dl ), dan anemia berat (≤ 8 gr/dl ).
Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu
hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl, dan
tertinggi 14.00 mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi
wanita hamil
Zat gizi
|
Tidak hamil
|
Hamil
|
Energi ( kal )
|
1900
|
± 285
|
Protein ( g )
|
44
|
± 12
|
Vitamin A ( RE)
|
500
|
± 200
|
Vitamin C ( Mg )
|
30
|
± 10
|
Asam folat ( Mcg )
|
150
|
± 50
|
Niasin ( Mg )
|
8,4
|
± 1,3
|
Riboflavin ( Mg )
|
1,0
|
± 0,2
|
Tiamin ( Mg )
|
0,9
|
± 0,2
|
Vitamin B12 ( Mcg )
|
1,0
|
± 0,3
|
Kalsium
|
600
|
± 400
|
Fosfor
|
450
|
± 200
|
Iodium
|
150
|
± 25
|
Besi
|
25
|
± 20
|
Zinc
|
15
|
± 5
|
2.8 Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada
Kehamilan
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena
sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka
kematian perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan antepartum dan
postpartum lebih sering dijumpai wanita yang anemis dan lebih sering berakibat
fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi
dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan
kehamilan abortus, partus imatur / premature, gangguan proses persalinan (
inersia, atonia, partus lama, perdarahan atonis ), gangguan pada masa nifas (
subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, dan stress kurang, produksi ASI
rendah ), dan gangguan pada janin ( abortus dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian perinatal, dll ).
2.9 Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging ( terutama
daging merah ) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran
berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta
kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging
lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan
olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan
pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non
anemik ( Hb lebih/=11g/dl ), sedangkan
untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe
sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari.
Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis
pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberikan vitamin B12
100-200 mcg/hari.
TIPS
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang
mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi
atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada
ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka
kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter.
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat
ibu lakukan untuk menghindari, mengurangi dan menghadapi kondisi anemia.
1. Tentukan apakah ibu mengalami
kondisi anemia atau tidak
a.
Ibu dapat mengetahuinya dengan cara
memperhatikan petunjuk penting dalam dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat
lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan mudah pusing atau pingsan, maka hal ini
dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya ibu dapat melakukan
pemeriksaan sederhana berikut ini.
b.
Berdirilah didepan cermin dan tarik
kelopak bagian bawah . perhatikan tingkat warna kemerahan kelopak mata
tersebut. Bila pucat atau merah muda maka kemungkinan anda mengalami anemia.
c.
Bandingkan telapak tangan ibu dengan
telapak tangan suami atau orang lain yang dianggap normal. Bila telapak tangan
lebih putih atau lebih pucat maka mungkin anda sedang dalam kondisi anemia.
d.
Jujurkan dan perhatikan warna lidah
anda.bila tepi lidah anda menjadi lebih pucat dari warna permukaan dalam pipi
maka kondisi anemia mungkin telah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia
ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah
sel darah merah. Bila hemoglobin kurang dari 10 gr% maka sebaiknya ibu segera
pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2. Perbaikan diet / pola makan
Penyebab
anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan
dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu
untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan
mengurangi kondisi anemia.
3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat
besi dan asam folat
Bahan
kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati, dan telur
adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat
besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/beras
yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman
yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya.
Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan
mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel
darah merah dan hemoglobin.
4. Batasi penggunaan antasida
Antasida
atau maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung
mineral, atau logam lain yang dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian.
5. Ikuti saran dokter
Beberapa
penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Oleh karena itu jangan
meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebih lanjut kondisi
yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda.
Pedoman menu
Berikut
ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil :
1.
Makan dua kali lebih dari biasanya,
bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi
yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2.
Makanan dapat diberikan 4-6 kali waktu
makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan
yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3.
Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi
dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan
durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4.
Usahakan mengkonsumsi makanan dalam
komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g
daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2
porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai
ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5.
Berikan minum ½ jam sehabis makan.
Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel,
air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil
lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang
terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein
seperti kopi, coklat, dan soft drink (
minuman ringan ) pemicu hipertensi.
6.
Hindari konsumsi bahan makanan olahan
pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukan kedalam bahan pangan,
karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering
dihubungkan dengan cacat bawaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan
pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin,
boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7.
Hindari makanan berkalori tinggi dan
banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan
siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8.
Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah
makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit
marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera
makan.
9.
Hindari konsumsi makanan laut dan daging
yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan
bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang
benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran
sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10.
Tetap beraktivitas dan bergerak,
misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Zat-zat
penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat
perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut :
1.
Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh
kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang
meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui
plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak
tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11-14 kg.
kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
2.
Protein, diperlukan sebagai pembentuk
jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak
optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3.
Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar
proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A
diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi,
vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu
kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat
besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4.
Mineral, antara lain :
a.
Kalsium, digunakan untuk menunjang
pembentukan tulang dan gigi serta
persendian janin. Jiika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium
akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan
tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu,
telur, keju, kacang-kacangan atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat
periksa ke puskesmas atau klinik.
b.
Zat besi, erat berkaitan dengan anemia
atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis
selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
i.
Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janin.
ii.
Kurangnya asupan zat besi pada makanan
yang dikonsumsi sehari-hari.
iii.
Adanya kecenderungan rendahnya cadangan
zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan
mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena
anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan
pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan
memberikan tablet zat besi ( ferosulfat ) 30-60 mg per hari, tergantung pada
berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan
makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
2.10 Pengobatan
Anemia
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan
zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat
atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum
30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang
diperlukan 2 tablet kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas,
karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan
kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir
selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping
yang normal dan tidak berbahaya.
BAB III
CONTOH KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY. I 21 TAHUN
G1P0A0
HAMIL 30-31 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG, JANIN TUNGGAL, HIDUP PRESENTASI KEPALA
Tanggal Pengkajian : 14 Februari 2012
Pukul :
09.00 WIB
Tempat :
PKM Manonjaya
Pengkaji : Anggun Handayani
3.1 Data Subjektif
a. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. I Nama : Tn. Y
Umur : 21 tahun Umur : 27 tahun
Suku
Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan :
SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Patrol Alamat : Patrol
b. Keluhan utama : Ibu mengeluh pusing, dan badan terasa lemas
c. Riwayat Menstruasi
Ibu
mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun dengan konsistensi cair,
banyaknya ± 2 kali ganti pembalut/hari, siklus 30 hari, lamanya 7 hari,
kadang-kadang disertai dengan nyeri pada awal menstruasi. Hari pertama haid
terakhir 13-07-2011.
d. Riwayat Perkawinan
Ibu
mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama bagi ibu maupun suaminya, usia
ibu pada waktu menikah 20 tahun dan suami berusia 26 tahun, sehingga lamanya
menikah sudah 1 tahun.
e. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu
mengatakan ini kehamilan yang pertama. Usia kehamilannya 7-8 bulan. Ibu
mengatakan pertama kali merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 4 bulan,
dan sekarang ibu masih merasakan gerakannya lebih kuat. Gerakan janin yang
dirasakan lebih dari 10 kali dalam 12 jam. Ibu mengatakan setiap bulan selalu
memeriksakan kehamilannya ke bidan, dan sudah mendapat imunisasi TT 2x yaitu
pada usia kehamilan 4 bulan dan 5 bulan di posyandu.
Ibu
dan suami sudah mempersiapkan persalinannya dan berencana akan melahirkan di
bidan.
f. Riwayat Ginekologi
Ibu
mengatakan tidak pernah dan tidak sedang mempunyai penyakit yang berhubungan
dengan alat kandungan, serta tidak pernah mengalami perkosaan.
g. Riwayat
kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dulu atau operasi.
Ibu
mengatakan tidak pernah dan tidak sedang mengalami penyakit berat, seperti
jantung, hipertensi, dan lain-lain. Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak
pernah menderita penyakit keturunan, semua keluarganya juga tidak ada yang
mempunyai penyakit, baik penyakit berat ataupun penyakit keturunan. Dalam
keluarga juga tidak ada riwayat keturunan kembar.
h. Riwayat KB
Ibu
mengatakan sebelum kehamilan ini, ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi pil
selama 3 bulan, tidak ada keluhan apapun. Ibu berhenti KB dengan alasan ingin
mempunyai anak. Setelah kehamilan ini, ibu berencana akan menggunakan alat
kontrasepsi tapi belum tahu KB apa yang akan digunakan.
i.
Riwayat sosial ekonomi
Ibu mengatakan suami dan keluarga
besarnya merasa senang dan mendukung kehamilan ini. Ibu mengatakan dalam
keluarganya yang dominan mengambil keputusan adalah suami. Ibu juga tidak
pernah merokok, minum alkohol maupun obat-obatan terlarang, namun ada anggota
keluarga yang merokok yaitu suaminya. Ibu berencana akan melahirkan di rumah
oleh bidan.
j. Gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
Ibu tidak pernah merokok,
minum-minuman keras maupun obat-obatan terlarang.
k. Pola kebiasaan sehari-hari
1)
Pola Makan/Minum
Ibu mengatakan
makan ± 3 kali sehari dengan menu bervariasi. Minum air putih ± 8 gelas sehari,
tidak ada pantangan dalam makan maupun minum.
2)
Pola Eliminasi
Ibu mengatakan
BAB ± 1 kali sehari dengan konsistensi lembek dan BAK ± 6-8 kali sehari dengan
warna jernih kekuningan, tidak ada penyulit dalam BAK ataupun BAB.
3)
Pola Istirahat
Ibu mengatakan
tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1-2 jam.
4)
Personal Hygiene
Ibu biasa mandi
dan gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali. Ibu biasa menggunakan
pakaian dari bahan yang menyerap keringat, ganti pakaian 2 kali sehari, ganti
celana dalam 2 kali sehari.
5)
Pola Aktivitas
Ibu mengatakan
biasa melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci, dll.
6)
Pola hubungan seksual
Tidak ada
keluhan dalam pola hubungan seksual.
3.2
Data Objektif
a. Keadaan
Umum : Lemah
Kesadaran
: Compos
mentis
Keadaan
Emosional : Stabil
b. Antropometri
Tinggi
badan : 155 cm
BB
Sebelum Hamil : 44 kg
BB
Sekarang : 57 kg
Kenaikan
BB : 13 kg
c. Tanda-tanda
Vital (TTV)
1)
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2)
Nadi :
78 kali/menit
3)
Respirasi : 26 kali/menit
4)
Suhu :
36,60C
d. Pemeriksaan
Fisik
1)
Kepala :
Simetris, rambut bersih, tidak
rontok dan tidak berketombe
2)
Muka :
Normal, oedema tidak ada, cloasma
gravidarum tidak ada
3)
Mata :
Konjungtiva pucat, sklera putih,
kelopak dan palvebra tidak odema
4)
Mulut :
Tidak ada stomatitis, bibir dan
lidah berwarna kemerahan, tidak ada caries, maupun tonsilitis
5)
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada pelebaran vena jugularis
6)
Dada :
Bentuk simetris, bunyi jantung
murni reguler, suara paru-paru bersih tidak ada wheezing. Putting menonjol,
retraksi tidak ada, dimpling tidak ada, pembengkakan tidak ada, masa tidak ada,
nyeri tekan tidak ada, pengeluaran cairan kolostrum ada sedikit.
7)
Abdomen
Inspeksi
: Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
striae gravidarum
Palpasi
TFU Mc. Donald : 27 cm, TBBA :
1890-2170 gram
-
Leopold I : Tinggi
fundus uteri pertengahan procesus xhypoedius, teraba bulat, kurang melenting
dan lunak ( bokong ).
-
Leopold II : Pada
samping kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin dan bagian kanan ibu teraba
bagian terbesar janin dan panjang seperti papan, keras ( punggung ). PUKA
-
Leopold III :
Bagian
terbawah janin teraba keras, bulat dan mlenting ( kepala ), belum masuk PAP
Auskultasi : DJJ
: 145x/menit regular
8)
Genitalia : Vulva
vagina tidak ada kelainan, varices (-), oedema (-), keadaan bersih
9)
Punggung :
Tidak ada benjolan, spina bifida
(-), tidak ada kelainan
10)
Anus :
Ada, haemoroid (-)
11)
Ekstremitas atas dan bawah : Oedema tidak ada,
varices tidak ada, refleks patella +/+, tidak ada kekakuan sendi, kuku agak
pucat
e. Pemeriksaan
Lab
Hb : 8
gr%
Protein
urin : Negatif
Glukosa
urin : Negatif
3.3 Assesment
a.
Nomenklatur
G1P0A0 hamil
30-31 minggu dengan anemia sedang, janin tunggal hidup presentasi kepala.
Data
Dasar :
1)
G1P0A0
G1 : Ibu
mengatakan hamil yang pertama
P0 : Hasil
anamnesa ibu belum pernah melahirkan
A0 : Hasil
anamnesa ibu belum pernah keguguran
2)
Hamil 30-31 minggu : dari penghitungan
tanggal kunjungan dikurangi HPHT kemudian dikalikan 4 1/3
( 14-02-2012 –
13-07-2011 ) x 4 1/3 Mg
( 1 hr 7 bulan )
x 4 1/3 Mg )
1 hr + ( 7 bulan
x 4 1/3 Mg )
1 hr + 30 1/3 Mg
30-31 Mg
3)
Anemia sedang
Subjektif :
Keluhan utama : Ibu mengeluh pusing, dan badan terasa lemas
Objektif :
Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
Penunjang : Hb :
8 g%
4)
Janin tunggal
Hasil
pemeriksaan Leopold I-IV : teraba 1 bokong, 1 bagian besar dibagian kanan dan 1
kepala
5)
Janin hidup
Hasil
pemeriksaan DJJ + : 145x/menit
6)
Presentasi kepala
Hasil
pemeriksaan Leopold I-IV : bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan
melenting
b.
Masalah Potensial
Potensial
terjadinya anemia berat
c.
Kebutuhan
1)
Pemenuhan nutrisi dan Fe
2)
Istirahat yang cukup
3.4 Penatalaksanaan
a.
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b.
Memberitahukan usia kehamilan yaitu
30-31 minggu dan taksiran persalinan yaitu 20 April 2012 : ibu dan keluarga
mengetahuinya
c.
Memasang infus dengan cairan RL ( alasan
: kondisi ibu lemah )
d.
Memberikan tablet Fe dan menganjurkan
pada ibu untuk minum tablet Fe secara teratur, serta memberitahukan bagaimana
cara memakannya dan efek samping yang mungkin ditimbulkan dari Fe : ibu
mengerti dan mau mengikuti anjuran
e.
Menyarankan ibu untuk menjaga
kehamilannya
f.
Menyarankan ibu untuk cukup istirahat
g.
Menyarankan ibu untuk makan-makanan yang
bergizi
h.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus
selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu,
angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian
anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu
hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah
luka, nafsu makan turun ( anoreksia ), konsentrasi hilang, nafas pendek ( pada
anemia parah ) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
4.2
Saran
Dalam mengerjakan makalah ini kami
menyadari bahwa makalah ini kurang dari kesempurnaan. Maka dari itu kami meminta
kritik dan saran yang dapat membantu perbaikan untuk makalah yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mother And Baby Sat, 26 May 2007 Sumber: Tabloid Ibu
Anak
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar