Selasa, 15 Mei 2012

Fimosis Pada Neonatus


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada akhir tahun pertama kehidupan, retraksi kulit preputium ke belakang sulkus. Glandularis hanya dapat di lakukan pada sekitar 50% anak laki-laki, hal ini meningkat menjadi 89% pada saat usia 3 tahun. Insidens fimosis adalah sebesar 8% pada usia 6 sampai 7 tahun dan 1% pada laki-laki usia 16 sampai 18 tahun. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menzhun. Fimosis ini bisa  mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan ( sirkumsisi ). Suatu penelitian lain juga mendapatkan bahwa hanya 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-lai berusia 17 tahun yang masih mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5 sampai 13 tahun yaang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada anak yang menderita penyakit fimosis.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui asuhan pada penyakit fimosis
b.      Mengetahui pengertian pada penyakit fimosis
c.       Mengetahui etiologi, tanda dan gejala serta tindakan yang tepat untuk mengatasi fimosis

















BAB II
TINJAUAN MATERI
A.    Pengertian
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing. Fimosis baik merupakan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glands penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit yang melingkupi kepala penis tersebut juga dikenal dengan istilah kulup, prepuce, preputium, atau foreskin. Preputium terdiri dari dua lapis, yaitu bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan ke belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapisan bagian dalam preputium melekat pada glands penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fimosis adalah suatu penyakit penyempitan pada prepusium.Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium  menggelembung seperti balon. Hal ini dapat menyebabkan bayi atau anak sering menangis keras sebelum urine keluar.
B.     Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
C.    Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala penyakit fimosis diantaranya :
1.      Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan urine.
2.      Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit.
3.      Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena  timbul rasa sakit.
4.      Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan.
5.      Air seni keluar tidak lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat di duga.
6.      Bisa juga disertai demam.
7.      Terjadi iritsi pada penis.
D.    Penatalaksanaan
1.      Penatalaksanaan Secara Medis
a)      Dilakukan  tindakan sirkumsisi ( membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium )
b)      Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty ( memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya )
2.       Penatalaksanaan Secara Konservatif
Cara menjaga kebersihan pada fimosis yaitu dengan menjaga kebersihan bokong dan penis.
a.       Bokong
Area ini mudah terkena masalah, karena sering terpapar dengan popok basah dan terkena macam-macam iritasi dari bahan kimia serta mikroorganisme penyebab infeksi air kemih atau tinja, maupun gesekan dengan popok atau baju. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan merah disekitar bokong. Meski tak semua bayi mengalaminya, tapi pada beberapa bayi, gatal-gatal dan merah dibokong cenderung berulang timbul. Tindak pencegahan yang penting adalah mempertahankan area ini tetap kering dan bersih.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah :
1)      Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam atau berpergian.
2)      Jangan berganti-ganti merek diapesr. Gunakan hanya satu merek yang cocok dengan bayi .
3)      Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers, kendurkan bagian paha untuk ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil atau besar).
4)      Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika perlu, biarkan ia tidur dengan bokong terbuka. Pastikan suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tidak kedinginan.

5)      Jika peradangan kulit karena popok pada bayi tidak membaik dalam 1 sampai 2 hari atau lebih bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter.
b.      Penis
Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah :
1)             Sebaiknya setelah BAK penis dibersihkan dengan air hangat menggunakan kasa. Membersihkannya sampai selangkang, jangan digosok-gosok.Cukup diusap dari atas ke bawah dengan satu arah sehingga bisa bersih dan yang kotor bisa hilang.
2)             Setiap selesai BAK, popok selalu diganti agar kondisi penis tidak iritasi.
3)             Setelah BAK penis jangan dibersihkan dengan sabun yang banyak karena bisa menyebabkan iritasi.
4)             Memberikan salep kortikoid ( 0,05 – 0,1 % ) 2x / hari selama 20 – 30 hari , terapi ini tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak yang masih memakai popok, tetapi dapat dipertimbangkan untuk usia sekitar 3 tahun.





BAB III
TINJAUAN KASUS
No register / rekam medis                               : 11021991
Tanggal masuk / tanggal kunjungan                : 20 November 2011
Tanggal / jam pengkajian                                : 21 November 2011/ O8.00 WIB
Pengkaji                                                          : Neni Hindriani
Tempat                                                            : Klinik
A.    Data Subjektif
1.      Biodata
a.       Identitas Bayi
Nama bayi                   : By. D
Tanggal lahir/hari/jam  : Minggu, 13 November 2011,
  jam 09.00 WIB
Jenis kelamin               : Laki - laki
BB                               : 3 kg
PB                               : 47 cm
b.      Identitas Orang Tua
Nama ibu         : Diah                          Nama Ayah     : Sidik 
Umur               : 29 tahun                    Umur               : 32 tahun
Agama             : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan      : SMA                         Pendidikan      : SMA
Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan         : Wiraswasta
Golongan darah : O                            Golongan darah : A
Alamat                        : Padaherang
2.      Keluhan Utama
Bayi sering menangis keras ketika akan BAK
3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengtakan bahwa bayinya selalu menangis pada  saat akan BAK
4.      Riwayat Kesehatan yang Lalu
a.       Riwayat Kehamilan
G 2 P 2 A 0
Usia kehamilan 38 minggu, mengkonsumsi obat  FE dan vit B Complek, ibu mengatakan pernah imunisasi TT 2 kali pada saat usia 5 bulan dan 6 bulan, ibu pernah melakukan USG, ibu mengatakan tidak ada komplikasi yang berat saat kehamilan.
b.      Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan persalinan di tolong oleh bidan persalinan berlangsung di klinik, dengan normal tanpa menggunakan alat, kira-kira persalinan ± 8 jam dengan presentasi kepala, ketuban pecah dengan spontan dengan warna cairan ketuban putih, tidak ada komplikasi  yang menyertai persalinan, dengan keadaan tali pusat normal,tidak di berikan obat saat persalinan
c.       Keadaan Bayi saat Lahir
Ibu mengatakan  ada kelainan pada bayi, yaitu bayi sering menangis keras ketika akan BAK, dan pada saat lahir bayi di berikan salep mata dan VIT K, Keadaan bayi rewel, pernapasan spontan,

frekuensi teratur, bayi lahir dengan tangisan yang kuat, warna kulit kemerahan.
d.      Riwayat Post Natal
Berat badan bayi saat lahir 3 kg,panjang badan bayi 47 cm, ada kelainan congenital, kondisi kesehatan tidak baik.
5.      Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapat imunisasi hepatitis B, polio pada saat lahir.
6.      Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu mengatakan berat badan bayinya waktu lahir 3 kg, tinggi badan waktu lahir 47 cm.
7.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit keluarga seperti hipertensi, TBC, dan lain – lain, meskipun ada keluarganya yang menderita hipertensi
8.      Riwayat Psikososial
Hubungan ibu dengan anak sangat erat dan penuh kasih sayang, begitu pula dengan keluarga anak yang bahagia atas kelahirannya.
9.      Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.       Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya menyusu ASI, setiap bayi ingin menyusu dan jika bayi rewel.
b.      Eliminasi
Ibu mengatkan bayinya BAB 3 kali/ hari dengan konsistensi lembek, dan BAK 4-5 kali/ hari dengan warna jernih kekuningan, dan sering menangis keras pada saat akan BAK.
c.       Istirahat dan tidur
Ibu mengatakan banyinya tidur malam ± 6  jam, dan tidur siang ± 4  jam.
d.      Hygiene
Ibu mengatakan bayinya di mandikan 2 kali/hari,dan di bersihkan bagian tali pusat 2 kali/hari,ganti popok setiap bayi BAK atau BAB.
B.     Data Objektif
1.      Keadaan Umum             : Baik
2.      Tanda-tanda Vital
Denyut jantung                : 140 x/ menit
Respirasi                           : 60 x/ menit
Suhu                                 : 36,50C
3.      Antropometri
a.       Berat Badan Lahir                : 3000 gram, BB sekarang 3000 gram
b.      Panjang Badan Lahir                        : 47 cm, PB Serkarang 47 cm
c.       Lingkar Kepala Lahir            : 33 cm, LK Sekarang 33 cm
d.      Lingkar Dada Lahir              : 34 cm, LD sekarang 34 cm
e.       LILA                                     : 11 cm


4.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala                       : ubun-ubun kecil sudah menutup, keadaannya datar, sutura  tidak ada molase, caput succedaneum  (-), cephal hemathoma (-), tidak ada kelainan.
b.      Mata                          : Bentuk mata simetris, kotoran (-), konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih, pelvebra normal, reflek pupil (+), reflek berkedip (+),tidak ada kelainan.
c.       Hidung                      : Lubang hidung normal, cuping hidung (-), pernafasan cuping hidung (-), tidak ada secret, tidak ada kelainan normal.
d.      Bibir dan mulut         : warna kemerahan, tidak sumbing, bentuk simetris, palatum (+), lidah bersih, gusi bagus, reflek suckling (+), reflek rooting (+), tidak ada kelainan.
e.       Telinga                      : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaran cairan,daun telinga tulang rawan lentur, posisi telinga normal, fungsi pendengaran baik.
f.       Leher                         : pembengkakan kelenjar getah bening (-), kelenjar thyroid (-), reflek tonik neck (+),pergerakan leher (+); tidak ada kelainan.
g.      Dada                         : bentuk dada simetris, lingkar dada normal,gerakan dada  kembang kempis dengan normal, tonjolan puting menonjol, tulang rusuk atau sternum tidak terlihat.
h.      Abdomen                  : bentuk  simetris, bising usus (-), pembesaran hepar (-), kelainan tali pusat tidak ada
i.        Genetalia                   : lubang uretra (+), puerperium  tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis.
j.        Keadaan punggung   : spina bifidika (-)
k.      Anus                          : anus (+), tidak ada kelainan
l.        Ektremitas atas          : gerakan tangan baik, tidak ada kelainan.
Ektremitas bawah     : gerakan baik, tidak ada kelainan.
5.      Pemeriksaan Penunjang
a.       Darah            : tidak dilakukan
b.      Urine             : tidak di lakukan
c.       Faeces           : tidak di lakukan
C.    Analisa
Bayi D berusia 1 minggu dengan Fimosis                              
D.    Penatalaksanaan
1.      Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
2.      Memberitahukan kemungkinan kelainan yang diderita bayinya adalah fimosis, karena dilihat dari hasil pemeriksaan dan tanda – tanda seperti bayi selalu menangis keras saat akan BAK.
3.      Memberitahukan kepada ibu agar tidak menarik puerpetium bayinya kebelakang secara paksa karena bisa menyebabkan infeksi
4.      Menjaga kebutuhan personal hygiene terutama penis dan tidak mencuci penis dengan sabun berlebihan
5.      Memberikan terapi obat  dengan salep yang meningkatkan elastisitas kulup penis
6.      Melakukaan terapi peregangan bertahap pada kulup yang dilakukan setelah mandi dengan air hangat selama 5 sampai 10 menit setiap hari, dan lakukan dengan hati – hati untuk menghindari luka yang menyebabkan pembentukan parut.
7.      Menjaga kebersihan alat kelamin dengan secara rutin membersihkannya tanpa penarikan kulit preputium secara berlebihan ke belakang batang penis dan mengembalikan kembali kulit preputium kedepan batang penis setiap selesai membersihkan.
8.      Menganjurkan ibu untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis anak dan melakukan tindakan sirkumsisi.











BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Adapula tanda dan gejala pada fimosis di antaranya : Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukkan urine, Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembang saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar muaranya yang sempit, Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena  timbul rasa sakit, Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan, Air seni keluar tidak lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak dapat di duga, Bisa juga disertai demam, dan terjadi iritsi pada penis.
B.     Saran
Dalam mengerjakan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, maka dari itu saya meminta saran dan kritik yang dapat membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Ngastiyah,2005,Perawatan Anak Sakit,Jakarta: EGC
2.      Haws.,Paulette S.,2008,Asuhan Neonatus Rujukan Cepat,Jakarta; EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar